Pakistan
: IPEC berhasil melaksanakan program percontohan di industri pembuatan
sepatu
Berdasarkan pengalaman-pengalaman di Bangladesh
dan mencontoh tindakan pencegahan/ penarikan/rehabilitasi/ pemantauan
yang telah diuji coba dan diterapkan disana, IPEC berhasil lagi
meyakinkan seluruh industri di Pakistan untuk mencegah dan menghapuskan
Pekerja anak secara bertahap, dan juga memberikan alternatif-alternatif
agar anak-anak tersebut tidak kembali bekerja.
Pada tahun 1996, diperkirakan ada sekitar 7,000
anak yang bekerja sebagai penisik bola di Sialkot Pakistan. Pada
tahun 1997, ILO, UNICEF dan Kamar Dagang dan Industri Sialkot menandatangani
suatu perjanjian kemitraan dalam menyelenggarakan suatu proyek bersama
untuk mencegah dan menghapuskan pekerja anak di bawah usia 14 tahun
di pabrik-pabrik pembuatan bola kaki. Sialkot, yang menjadi sumber
devisa utama negeri ini, adalah pusat industri bola di Pakistan.
Saat perjanjian ini ditandatangani, hampir 20% dari jumlah pekerja
di pabrik tersebut adalah anak-anak.
Apa isi perjanjian itu?
Perjanjian:
n Menyiapkan sistem pemantauan industri
internal .
n Membentuk sistem sistem pemantauan
eksternal yang dilaksanakan IPEC
n Mendata dan memindahkan pekerja
anak secara bertahap
nMemberikan peluang pendidikan dan
pelayanan social lainnya bagi mantan pekerja anak dan keluarganya
Pendukung lainnya dari proyek ini adalah "Save
the Children-UK" dan Lembaga Swadaya Masyarakat "Bunyad
Literacy Council". Pelaksanaan dari Perjanjian ini didanai
oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, ILO, UNICEF dan Dewan
Industri Bola Sepak di Amerika. Sebagai komitmen para pekerja Pakistan
untuk penghapusan Pekerja anak, seluruh anggota Federasi Serikat
Pekerja Pakistan memberikan dukungannya.
Pencegahan dan pemantauan
IPEC membuat suatu sistem pemantauan dan verifikasi
. Tim pemantau yang bekerja sama dengan pengusaha, bertanggung jawab
atas prosedur pemantauan yang diakui secara internasional. yang
dikembangkan oleh IPEC.
Perlindungan sosial
Seperti yang sudah diperkirakan bahwa pemberian
kompensasi berupa uang tidak selalu merupakan jalan keluar yang
terbaik, karena selain menghabiskan banyak biaya, seringkali menimbulkan
kesenjangan, maka anak-anak yang beresiko untuk putus sekolah dan
anak-anak yang berhasil ditarik dari pekerjaannya, diikutsertakan
dalam program perlindungan sosial termasuk didalamnya pendidikan
non-formal, pelatihan pra-kerja, dan fasilitas kredit mikro. Aspek
ini ditangani oleh Dewan Komunitas Pendidikan Bunyad. "The
Bunyad Literacy Community Council)".
IPEC - pilihan pertama sebagai mitra kerja
Pada awalnya, Kamar Dagang dan Industri Sialkot
dan beberapa industri pemegang merk bola kaki terkemuka enggan menyerahkan
tugas-tugas pemantauan yang dimuat dalam perjanjian kepada pihak
swasta. Tetapi setelah melihat kerja IPEC di Bangladesh yaitu proyek
pekerja anak yang merupakan kerjasama antara BGMEA/ILO/UNICEF, mereka
setuju untuk menyerahkan tugas-tugas pemantauan kepada ILO melalui
IPEC, yang telah menunjukkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas
yang paling rumit dari upaya pencegahan dan penghapusan Pekerja
anak, di mana semangat, diplomasi, kemampuan untuk meyakinkan, dan
ketekunan sangat berperan didalamnya.
Industri peralatan olah raga
Kesepakatan Kemitraan Sialkot antara lain terjadi
karena inisiatif dari Konfederasi Serikat Pekerja Mandiri Internasional
meluncurkan kampanye internasional pada tahun 1996, yang menyoroti
dukungan FIFA (Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional) terhadap
pabrik bola sepak yang memanfaatkan pekerja anak. Federasi Perusahaan
Peralatan Olah raga Internasional, yang beranggotakan lebih dari
50 perusahaan merk dagang, ikut serta dalam kampanye tersebut sehingga
FIFA setuju untuk mengubah kondisi yang ada. Hasilnya, diterbitkan
suatu kode etik ketenagakerjaan FIFA. Dengan dukungan penuh dari
serikat pekerja yang menjadikan kode etik tersebut sebagai panduan,
maka bagi pabrik bola sepak yang memanfaatkan pekerja anak tidak
akan diberikan persetujuan menjadi ofisial bagi FIFA, selain itu
pemantauan dan penerapan denda bagi yang melanggar kode etik tersebut
diberlakukan.
Tantangan n Masih banyak pekerja anak
yang bekerja di perusahaan di luar sponsor FIFA.
n Perlu lebih banyak tekanan dari
masyarakat untuk mendorong perusahaan tersebut untuk mengikuti
kesepakatan yang ada.
n Perlu tindakan pencegahan dan
penghapusan pekerja anak dalam bentuk lain misalnya alternatif
pemberian pelatihan kerja di samping pendidikan formal.
n Harus diambil langkah tambahan
untuk menghindari terjadinya kerugian bagi keluarga si pekerja
anak jika anak tersebut berhenti bekerja