Pekerja anak di Indonesia adalah fenomena. Sudah
menjadi kebiasaan, sejak kecil anak-anak dididik untuk membantu
orang tua. Tak jarang, anak terlibat dalam pekerjaan paruh waktu
dan kerja ringan lainnya yang dinilai merupakan hal yang wajar untuk
menanamkan rasa tanggung jawab sebagai bekal yang akan dibawa sampai
dewasa.
Ketika negara terpuruk dilanda krisis ekonomi,
bukan kerja paruh waktu dan kerja ringan saja yang dilakukan anak-anak,
mereka terpaksa berhenti sekolah dan banyak anak yang diharuskan
orang tuanya mencari nafkah untuk hidupnya. Diantara mereka ada
yang harus bekerja di sektor perikanan (jermal dan tangkul) karena
merasa tidak ada pilihan lain.
Jermal adalah bangunan yang dibangun di atas kayu
yang ditanamkan ke dasar laut dan digunakan sebagai tempat mencari
ikan. Jermal biasanya dijumpai disepanjang Pantai timur di empat
kabupaten Provinsi Sumatera Utara (Langkat, Deli Serdang, Asahan
dan Labuhan Batu).
Disamping jermal, ada juga dengan Tangkul yang juga disebut jermal
mini. Tangkul bisanya dijumpai di perairan kabupaten Langkat.
Untuk sampai ke jermal atau tangkul diperlukan
waktu 1 sampai 3 jam dengan boat. Dari hasil survai, jermal dan
tangkul adalah suatu tempat kerja terburuk untuk anak, karena pekerjaan
yang dilakukan anak-anak di jermal dan tangkul mengancam keselamatan,
kesehatan dan perkembangan anak.
Komitmen Politis
Menyadari masih banyak anak bekerja di tempat berbahaya
terutama di sektor perikanan pemerintah propinsi Sumatera Utara,
dipimpin langsung oleh Gubernur, sejak awal program sudah menunjukkan
dukungannya. 15 April 2000, Surat Perjanjian Kerjasama (Letter of
Agreement) antara ILO dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara ditandatangani
dan diratifikasi oleh DPRD Sumatera Utara. Ini merupakan komitmen
politis yang sangat mendukung pengimplementasian program.
Bentuk implementasi dari LoA adalah dibentuknya
Komisi Penasehat Program (PAC), Tim Implementasi Program (PIT) dan
adanya counterpart budget dari pemerintah propinsi Sumatera Utara
berkisar USD 16,000 tahun 2000 dan USD 32,000 tahun 2001. Pemerintah
kabupaten Asahan juga memberikan dukungan sekitar USD 1,000 untuk
melaksanakan program budidaya peternakan ayam tahun 2001.
Survai Udara
Mei - Juli 2000, dua baseline survai dikerjakan
dengan tujuan utama menginventarisasi total jermal dan tangkul di
Asahan, Labuhan Batu, Langkat dan Deli Serdang, tetapi total jermal
dan tangkul yang dikunjungi tim peneliti tidak mencakup semua sehingga
tidak didapat angka pasti, disebabkan tujuan utama dari base line
survai in adalah untuk mengetahui minat/bakat anak bila dia kembali
ke darat. Untuk memverifikasi total jermal dan tangkul, sebuah survai
udara dilakukan pada 15 Desember 2000 dengan tujuan mencatat lokasi
jermal dan tangkul pada garis Pantai timur Sumatera Utara. Untuk
mendapatkan keakurasian data, setelah survai udara, dilakukan satu
putaran kunjungan oleh tim monitor ILO/IPEC dan didapati 128 jermal,
27 tangkul.
Selain itu juga dilakukan survai darat (survai desa asal anak) yang
memfokuskan pada pencarian data social-ekonomi dan situasi demografi
anak, keluarga dan desa berdasarkan hasil pengidentifikasian dari
survai jermal dan tangkul.
Workshop dan Kunjungan Bersama
Juli 2000 dilakukan sebuah workshop yang diikuti
oleh petugas pengawas tenaga kerja yang menghasilkan satu strategi
baru dalam mengembangkan system pendekatan ke tempat Kerja dengan
cara kunjungan bersama. Workshop lanjutan pada November 2000 ditingkat
pemerintah propinsi Sumatera Utara, berhasil membentuk tim monitoring
terpadu, yang terdiri dari monitor ILO/IPEC, petugas tenaga kerja
pemerintah serta komponen lain yang terkait dengan program.
Kunjungan monitoring bersama pertama kali dilakukan 23 April 2001
dan Oktober 2001 tim ini sudah mengunjungi 121 jermal dan 21 tangkul
dengan 7 misi perjalanan (3 hari setiap misi), dan menemukan 67
anak yang masih bekerja di jermal.
Selain workshop yang diikuti oleh pengawas tenaga
kerja dan instansi terkait, juga dilakukan workshop dengan peserta
para mandor dan pemilik jermal, karena mandor adalah salah satu
kunci dalam upaya penghapusan buruh anak jermal/tangkul. Workshop
mandor dan pemilik jermal dilakukan 14 kali dengan 118 peserta,
dengan tujuan meningkatkan kesadaran dampak mempekerjakan anak di
jermal. Selain mandor dan pemilik jermal, workshop ini juga dihadiri
oleh staff TNI AL, petugas pengawas tenaga Kerja propinsi/kabupaten,
dinas perikanan dan LSM.
Penarikan Anak
Berdasarkan strategi yang dihasilkan workshop monitoring
terpadu, penarikan anak dari jermal dirancang menjadi empat bentuk
penarikan, yakni :
nSecara sukarela oleh anak
n Secara sukarela dengan orang tua
atau anggota keluarga
n Secara sukarela dengan masyarakat
(Kepala desa, anggota masyarakat, dll)
nSecara tidak sukarela (forced) oleh
tim monitoring terpadu.
Sampai Oktober 2001, 52 anak telah kembali ke rumah secara sukarela
dan 9 anak ditarik oleh tim monitoring terpadu (Forced) dan secara
keseluruhan total anak yang berhasil ditarik dari jermal secara
sukarela oleh tim monitoring ILO-IPEC bersama orang tuanya sebanyak
144 orang anak.
Dialog Interaktif
"From Exploitation to Protection and Education"
adalah tema acara ini, yang bertujuan memberikan ruang partisipasi
anak dalam merumuskan kebijakan perlindungan anak serta membangkitkan
kesadaran berbagai pihak seperti eksekutif, yudikatif, legislative,
militer, kepolisian, LSM, organisasi buruh, mahasiswa dan pers tentang
bentuk-bentuk terburuk perburuhan anak.
Acara ini diikuti 160 anak yang terdiri dari buruh
anak, anak jalanan, penyandang cacat netra dan 120 orang dewasa
dari berbagai instansi dan LSM di Sumatera Utara ini dilengkapi
dengan pertunjukan musik dan lagu dari gabungan buruh anak, penyandang
cacat netra, pameran ratusan karya lukis anak, dan pameran photo
tentang anak yang bekerja di tempat terburuk seperti jermal, perkebunan
dan jalanan, serta sektor berbahaya lain.
Database
ILO/IPEC Fishing sektor memilki data base yang
dikelola secara rutin. Informasi dari data base digunakan dalam
perencanaan dan pengambilan kebijakan program serta untuk menginformasikan
kepada publik tentang informasi kuantitatif seperti jumlah anak
yang ditemukan dan diselamatkan, jumlah kunjungan monitoring, perkembangan
program dan persentase dari kemajuan yang dicapai. Sistem data base
akan semakin membuat efektif dan efisiennya system monitoring
Peningkatan Kelembagaan
Sebuah pelatihan DME (design, management and evaluation)
diadakan November 2000, dihadiri 18 peserta LSM dan serikat pekerja,
ditujukan untuk mendapatkan partisipasi dan meningkatkan kapasitas
lembaga calon mitra. Hasil utama dari pelatihan DME ini adalah semakin
meningkatnya isu penghapusan buruh anak di tingkat LSM dan serikat
pekerja.
Program Perlindungan Sosial dan Mitra Kerja
Program perlindungan social diberikan kepada mantan
pekerja anak, saudara kandung mereka maupun teman-teman mereka yang
dianggap berpotensi bekerja di sektor berbahaya. Program ini berjalan
dengan berbagai bentuk kegiatan, seperti : tempat penampungan sementara,
program mikro kredit, budidaya jamur dan sayuran, ternak ayam, bebek,
kambing, budidaya ikan air tawar, dll.
Selain itu juga ada program keterampilan yang mengacu
kepada bakat anak sesuai dengan survai yang telah dilakukan pada
tahun 2000 seperti, keterampilan bengkel mobil dan sepeda motor,
las, mebel dan elektronik, yang dilakukan di BLKI Medan maupun di
desa asal anak melalui MTU (mobile training unit).
Kampanye Radio
Program ini berjalan sesuai dengan rencana dan
menghasilkan produk media seperti, Insersi, jingle dan talk show
di bulan Juni, Juli, Agustus, September dan Oktober 2001 dan disiarkan
di 10 radio local yang meliputi hampir semua kabupaten yang menjadi
target kampanye. Total liputan 10 radio ini diperkirakan menjangkau
5.000.000 pendengar.
Perhatian Media Massa
Sejak mulai program, Desember 1999, program ini
mendapat perhatian media massa terutama tahun 2001, baik media local
maupun internasional. Menurut data base proyek, terdapat 27 artikel
koran, 9 reportase radio dan 8 reportase televisi. April 2001, program
ini dikunjungi 3 tim TV internasional, yakni TV sport Germany, CNN
Australia dan SVT Sweden. Juli 2001 BBC London mengadakan liputan
langsung ke jermal. Desember 2001, program ini dikunjungi sebuah
media cetak dari Jerman yakni Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung,
yang diwartakan dalam versi jerman dan Inggris dan Times magazine
edisi 4 Pebruari 2002 juga menerbitkan artikel mengenai buruh anak
jermal.
Strategi Masa Depan
Saat ini, tim monitor ILO/IPEC menemukan semakin
sedikit jermal dan tangkul yang mepekerjakan anak. Ini menunjukkan
bahwa komponen kegiatan yang dilakukan di laut oleh tim monitor
maupun di darat oleh para mitra, telah cukup berhasil. Workshop
mandor, monitoring rutin ke jermal/tangkul dan desa asal anak, dilengkapi
program perlindungan social sangat mendukung komponen program peningkatan
kesadaran bahaya bekerja di jermal/tangkul.
Mengingat jumlah anak dan penyebaran tempat kerja
berbahaya lain yang terus berkembang maka beberapa alternatif untuk
melakukan tindakan segera terhadap anak-anak yang sedang bekerja
di tempat terburuk bagi perkembangan mental, kesehatan, dan fisiknya
harus dipikirkan.
Kondisi kejiwaan, asal wilayah, tingkat pendidikan,
latarbelakang keluarga, masyarakat, sosial ekonomi, etnis dan keagamaan
anak-anak tersebut perlu dipikirkan untuk membuat tindakan yang
menjawab kebutuhan anak-anak yang telah dipekerjakan di jermal beberapa
lama. Tindakan segera harus mengacu adanya sebuah tujuan besar yakni
memperkuat pendidikan anak untuk daya saing masa depan berdasarkan
pada kerangka kerja secara terpadu yang mengedepankan adanya keinginan
masyarakat sendiri untuk memberikan yang terbaik bagi masa depan
anak-anak mereka.
Kesepakatan sosial untuk menghentikan perburuhan anak penting untuk
dibangun, sembari secara bersamaan tatanan hukum perlindungan anak
harus segera diimplementasikan.
Untuk mencapai pemahaman lebih tentang kompleksitas buruh anak khususnya
fishing sektor dan komitmen nasional dalam menangani masalah buruh
anak di sektor berbahaya lain, Fishing project di masa depan akan
melaksanakan kegiatan :
n Memperluas sektor Kerja, dimana
program ILO/IPEC Fishing sektor tidak hanya menangani buruh anak
di jermal dan tangkul tetapi juga pada sektor-sektor lain yang bersifat
hazardous bagi pekerja anak, yang akan diintegrasikan ke dalam aktifitas
sektor perikanan.
n Melibatkan pemerintah kabupaten
sampai pemerintahan desa dalam dialog dan aksi untuk menghapuskan
buruh anak di sektor perikanan.