arsip | wedsite | other blog | kirim sms

5.7.03  

Keberanian

Suatu ketika seorang Indian muda, mendatangi tenda ayahnya. Di dalam sana, duduk seorang tua, dengan pipa panjang yang mengepulkan asap. Matanya terpejam, tampak sedang bersemadi. Hening. “Ayah, bolehkah aku ikut berburu besok pagi?” tanya Indian muda itu memecahkan kesunyian disana. Mata sang Ayah membuka perlahan, sorot matanya tajam, memandang ke arah anak paling disayanginya itu. Kepala suku itu hanya diam.

“Ya Ayah, bolehkah aku ikut berburu besok? Lihat, aku sudah mengasah pisauku. Kini semuanya tajam dan berkilat.” Tangan si kecil merogoh sesuatu dari balik kantung kulitnya. Sang Ayah masih diam mendengarkan. “Aku juga sudah membuat panah-panah untuk bekalku berburu. Ini, lihatlah Ayah, semuanya pasti tajam. Busurku pun telah kurentangkan agar lentur. Pasti aku akan menjadi Indian pemberani yang hebat seperti Ayah. Ijinkan aku ikut Ayah.” Terdengar permintaan merengek dari si kecil.

Suasana masih tetap senyap. Keduanya saling pandang. Terdengar suara berat sang Ayah, “Apakah kamu sudah berani untuk berburu? “Ya!” segera saya terdengar jawaban singkat dari si kecil. “Dengan pisau dan panahku, aku akan menjadi yang paling hebat.” Sang Ayah tersenyum, “Baiklah, kamu boleh ikut besok, tapi ingat, kamu harus berjalan di depan pasukan kita. Mengerti?” Sang Indian muda mengangguk.

Keesokan hari, pasukan Indian telah siap di pinggir hutan. Kepala suku, dan Indian muda, berdiri paling depan. “Hari ini anakku yang akan memimpin perburuan kita. Biarkan dia berjalan di depan.” Indian muda itu tampak gagah. Ada beberapa pisau yang terselip di pinggang. Panah dan busur, tampak melintang penuh di punggungnya. Ini adalah perburuan pertamanya. Si kecil berteriak nyaring, “ayo kita berangkat.”

Mereka mulai memasuki hutan. Pohon-pohon semakin rapat, dan semak semakin meninggi. Sinar matahari pun tak leluasa menyinari lebatnya hutan. Mulai terdengar suara-suara dari binatang yang ada disana. Indian kecil yang tadi melangkah dengan gagah, mulai berjalan hati-hati. Parasnya cemas dan takut. Wajahnya sesekali menengok ke belakang, ke arah sang Ayah. Linglung, dan ngeri. Tiba-tiba terdengar beberapa suara harimau mengaum. “Ayah...!!” teriak si kecil. Tangannya menutup wajah, dan ia berusaha lari ke belakang. Sang Ayah tersenyum melihat kelakuan anaknya, begitupun Indian lainnya.

“Kenapa? Kamu takut? Apakah pisau dan panahmu telah tumpul? Mana keberanian yang kamu perlihatkan kemarin?” Indian muda itu terdiam. “Bukankah kamu bilang, pisau dan panahmu dapat membuatmu berani? Kenapa kamu takut sekarang? Lihat Nak, keberanian itu bukan berasal dari apa yang kau miliki. Tapi, keberanian itu datang dari sini, dari jiwamu, dari dalam dadamu.” Tangan Kepala Suku menunjuk ke arah dada si kecil.

“Kalau kamu masih mau jadi Indian pemberani, teruskan langkahmu. Tapi jika, di dalam dirimu masih ada jiwa penakut, ikuti langkah kakiku.” Indian muda itu masih terdiam. “Setajam apapun pisau dan panah yang kau punya, tak akan membuatmu berani kalau jiwamu masih penakut. Sekuat apapun busur telah kau rentangkan, tak akan membuatmu gagah jika jiwa pengecut lebih banyak berada di dalam dirimu.” “...Aauummmm.” Tiba-tiba terdengar suara harimau yang mengaum kembali. Indian muda kembali pucat. Ia memilih untuk berjalan di belakang sang Ayah.

***

Keberanian. Apakah itu keberanian? Keberanian bukanlah rasa yang dimiliki oleh orang yang menganggap dirinya memiliki segalanya. Keberanian juga bukan merupakan rasa yang berasal dari sifat-sifat sombong dan takabur. Keberanian adalah jiwa yang berasal dari dalam hati, dan bukan dari materi yang kita miliki. Keberanian adalah sesuatu yang tersembunyi yang membuat orang tak pernah gentar walau apapun yang dia hadapi.

Saya percaya, keberanian bukan berasal dari apa yang kita sandang atau kita miliki. Keberanian bukan datang dari apa yang kita pamerkan atau yang kita punyai. Tapi, teman, keberanian adalah datang dari dalam diri, dari dalam dada kita sendiri. Keberanian adalah sesuatu yang melingkupi perasaan kita, dan menjadi bekal dalam setiap langkah yang kita ayunkan.

Teman, mungkin saat ini kita diberikan banyak kemudahan, dan membuat kita merasa cukup berani dalam menjalani hidup. Kita mungkin dititipkan kelebihan-kelebihan dan membuat kita takabur bahwa semua masalah akan mampu di hadapi. Mungkin saat ini kita kaya, rupawan, berpendidikan tinggi, dan berkedudukan bagus, tapi apakah itu bisa menjadi jaminan bahwa kita akan selamanya dapat menjalani hidup ini? Apakah itu akan selamanya cukup untuk menjadi bekal kita dalam “perburuan” hidup ini?

Jadilah Indian muda yang tetap melangkah, dengan jiwa pemberani yang hadir dari dalam hati, dan BUKAN dari pisau dan panah yang telah diasah. Jadilah Indian muda yang tak pernah gentar mendengar suara harimau, sekeras apapun suara itu terdengar. Jadilah Indian muda yang tetap yakin dengan pilihan keberanian yang ia putuskan. Jangan gentar, jangan surut untuk melangkah.

Wassalamualaikum wr wb

Irfan

Irfan Toni H | 8:07 PM |
 

aku sedih banget. galau. terbuang. capek. kangen. ummi, dede, abi kangen banget. pengen meluk cium, dan semuanya. kangen banget.

sholihah, maafkan aku. aku hanya ingin yang terbaik buat kita semua. aku sayang kamu. maafkan aku.

Irfan Toni H | 4:22 PM |


4.7.03  

bikin tulisan lagi buat saksi. di kantor, aku merasa ngga diperdulikan. hmm...

Lonceng

Di sebuah daerah di pinggir pantai, berdiri sebuah kuil dengan seribu lonceng. Setiap malam, kuil itu selalu mendentangkan lonceng-loncengnya. Suaranya terdengar indah, dan menjadi hiburan tersendiri buat orang-orang yang tinggal di dekatnya. Irama yang keluar dari logam yang bergenta itu bertalu-talu, menjadikan malam-malam semakin semarak. Teng-teng-teng, sayup-sayup terdengar lagi suara 1000 besi yang bertalu itu. Saat malam semakin kelam, suara lonceng itu semakin terdengar dan menjadi pertanda kehidupan yang selalu berjalan.

Berabad-abad lamanya kuil itu berdiri tegak. Namun, berabad kemudian kuil 1000 lonceng itu hanya bisa dikisahkan lewat dongeng sebelum tidur. Kuil itu telah lenyap bersama air laut. Orang-orang tua menceritakan kisah itu kepada anak-anak mereka, dan berkata bahwa lonceng-lonceng itu tetap berbunyi setiap malam di dasar samudra. Sayang, tak banyak dari mereka yang dapat mendengar dentang 1000 lonceng itu. Kuil seribu lonceng kini menjadi legenda, dan keberadaannya tetap menjadi rahasia.

Namun, ada seorang pemuda yang percaya dengan kisah itu, dan berusaha untuk mencarinya. Ia ingin sekali mendengar suara lonceng itu. Kini ia berdiri di bibir pantai, mendengar dengan seksama, berharap dapat di dengarnya bunyi lonceng itu. Tapi, telah beberapa jam ia berdiri disana, tak satu suara loncengpun terdengar. Keesokan hari, sang pemuda pun mencoba lagi mendengar suara lonceng-lonceng itu. Namun, tetap saja, hanya debur ombak dan suara angin yang didengarnya. Orang-orang disana pun mulai mencemooh si pemuda. Hanya ada satu orangtua yang peduli dengannya, dan mendukung sang pemuda, “jangan menyerah Nak, temukan suara itu di dalam heningmu. Dengarlah keindahannya dalam damai hatimu,”

Sang pemuda kembali melanjutkan pencariannya setiap malam. Suatu ketika, ia kembali duduk di pinggir pantai menatap laut di depannya. Pendengarannya dipasang kuat. Matanya terbuka tetap terjaga. Hening. Kupingnya mulai terlatih untuk membedakan suara buih dan deru angin. Sesaat, lirih terdengar suara lonceng di telinganya. Sayup-sayup, suara itu makin keras. Satu, dua, tiga lonceng yang berdentang. Sang pemuda terus berkonsentrasi. Suara-suara itu mulai jelas. Ah, kini ia mulai menikmati suara yang berdentang itu. Kuil 1000 lonceng itu terlihat nyata dalam pendengarannya.

Pencarian sang anak muda kini berakhir. Suara genta itu bersahutan di telinga. Ada harmoni keindahan musik yang sedang menjalar dalam hatinya. Kuil itu telah ditemukan, dan hal itu membutuhkan banyak perjuangan. Kuil lonceng itu hanya bisa di dapatkan oleh mereka yang mau sabar untuk menekuni setiap suara yang datang. Kuil lonceng itu hanya bisa didengar oleh mereka yang berada dalam kedamaian.

***

Saya percaya, di setiap hati kita ada seribu lonceng yang berdentang, dan bercerita tentang kebahagiaan. Saya pun percaya, di dalam kalbu kita itu, akan selalu terdengar seribu lonceng yang memainkan nada ketentraman. Di dalam lubuk kita, akan selalu ada seribu lonceng yang bersahutan membunyikan kedamaian. Dan disana, genta-genta itu akan selalu setia bersenandung kepada kita tentang kebijaksanaan.
Namun, adakah kita mendengarnya? Adakah kita menyimaknya, dan mampu menikmati semua dentang nada itu? Adakah suara keindahan itu yang mengisi telinga kita? Ataukah nada-nada sumbang dan gemuruh keputusasan memenuhinya? Atau, malah bunyi-bunyi kegundahan yang mengisi seluruh ingatan kita? nt

Saya percaya, tak hanya butuh telinga untuk dapat mendengarkan semua keindahan itu. Tapi, kita juga butuh nurani yang bersih, dan kalbu yang suci. Kita juga akan butuh ketekunan dan kesabaran. Suara seribu genta “keindahan” itu hanya akan didengar oleh mereka yang terbiasa untuk membedakan antara amarah dan cinta. Bunyi seribu nada “kedamaian” itu hanya akan mengisi mereka yang mampu memilah mana percaya diri dan putus asa. Temukanlah dalam hening dan damai hati kita.

Teman, adakah kita mendengar seribu lonceng kebahagiaan itu?



Irfan Toni H | 4:24 PM |
 

kenapa ya kalau orang lagi hamil itu sering senewen? hmm...sholihahku aja semalam senewen banget, dan moodnya ngga bagus mulu. hmm...mungkin karena pengaruh hormon? bisa juga. ya, tapi aku bersyukur, dan sangat berterima kasih kepada sholihahku, karena aku tahu beban dan tanggung jawabnya itu berat banget. bayangin, dia udah jagain dede' setiap hari. mual. pusing. dan macem-macem hal lain dia yang rasain. terima kasih ya sholihah.

kemarin sewaktu pulang kantor, aku lihat mobil pemadam kebakaran berjejer banyak banget. ada 5 mobil lebih deh. baru semua, dan masih diplastikin. kayak mobil mainan deh jadinya. lucu. jadi pengen naikin. eh, udah gitu, aku juga lihat satu gedung sudin kebakaran di cilandak yang kecil banget. cuma ada dua mobil, dan terlihat bukan seperti dinas kebakaran. hmm..kenapa ya, kok belakangan ini aku sering banget lihat hal-hal yang berhubungan dengan sudin kebakaran. di kampus, di kantor, dan di rumah. hmmm..pertanda apakah?

mau cari info tentang poltek nih. buat adekku di rumah. dia ikut spmb kan ya? mudah-mudahan lulus. amin.

Irfan Toni H | 10:48 AM |


3.7.03  

puri cinere ternyata ngga professional. hmm…itu sih kata sholihahku, karena kemarin dia nelpon mau bikin janji sama dr dewi, tapi ternyata dia cuti sampe tanggal 13 juli. wadduh, lama juga ya. itu berarti sampe senin minggu depan. ya, akhirnya kita pulang. sebelumnya makan dulu di mal cinere, dan minum es kelapa muda disana. jalanan macet banget pas berangkat, jadi kita pulangya naik taksi.

hari ini aku mau ke rumah ibu yanti, mau menyelesaikan website yang belum selesai juga. jauh ngga sih, sebab aku juga ngga tahu dimana lokasinya. jl ciomas iii no18. dimana ya? ntar deh di coba cari aja. padahal aku agak capek. sampe kantor jam 2 an. hmm..ada yang marah? hehehe..kayaknya iya.

Irfan Toni H | 2:55 PM |


2.7.03  

naik kereta pagi itu cukup menyebalkan. apalagi naik yang jam 08.20. huah, panas dan sempit banget. dan yang paling ngga enak kalau terpaksa harus nunggu langsiran di stasiun manggarai. panas, dan sumpek. tadi juga ada tukang ngamen, tapi sayang ada di gerbong depan. sedangkan gerbong depan itu kelewat jauh dari peron. pengennya naik disana, sebab bisa dapat hiburan, tapi apa daya, dah kejauan.

hari ini, ke bca, nanti siang ke hsbc dan ke kampus. pengen kasih transtool juga buat ke lab. sempat nga ya? mungkin ngga. sebab,kemarin aja kayaknya banyak banget yang dikerjain. hehehe..aku ketemu sama mbak kunci, dan salah hari buat pertemuan. ternyata dua hari lalu. ya sudahlah, akhirnya masuk jurusan, dan bikin surat laporan pencarian data. udah gitu, ke pasca sarjana, kasih daftar pertanyaan ke mbak fitri.

eh, akhirnya jadi juga ke ambil meja. lumayan jauh, ternyata ke kelapa gading dan bukan ke duren tiga. jauh juga ya, panas dan bikin pusing.cari alamat agak lama, dan pake angkut meja + komputer segala. pokoknya kemarin itu hari yang melelahkan.

Irfan Toni H | 10:10 AM |


1.7.03  

wah, kemarin aku dapat surat. hiks. sedih? ngga juga, sebab kayaknya aku dah bisa menduga. huh, kenapa sih harus ruining someone jobs kalau dia sendiri juga ngga beres? ya, ambil positifnya aja sih. mungkin aku yang salah. huah. di kantor jadi ngga enak. untung kemarin si farhan nelpon, mau kasih order? ngga tau juga. ya mudah-mudahan aja. buat tambahan. :)

kemarin malam nonton finding nemo. film animasi yang bagus. cerita tentang ikan badut (clown fish) yang kehilangan anaknya. usaha pencariannya itulah yang dibikin film. keren. animasi yang notabene sangat ciamik. tapi kayaknya masih kalah sama monster inc deh. eh, disana ketemu sama ulil dan hamid. hua? ada apakah? apakah masih berlanjut. hmmm...ada yang bakal senewen nih. ketemu juga sama utjok. :)

skr aku ada di cafe cadas fisip ui. hehehe..iya, sebab cafe ini skr berubah fungsi jadi warnet. sebenarnya sih pindahan dari pau. masih pake koneksi nya javatech. lumayan deh. sambil nunggu waktu buat pertemuan sama dosen. hmmm...skripsi ku. huaaaaaaaaaa.

Irfan Toni H | 9:02 AM |


30.6.03  

kembali ke kantor lagi. semalam kita ke pizza hut, sama si hendri dan mama. sebelumnya kita ke rumah sakit cikini. wah, itu jalanan macet banget. berangkat jam 6, sampe sama jam 8. lewat jalanan biasa dan udah lewat tol juga. sekalian mau ke kost juga, sebab hari ini kan ada penutupan jalan. gara-gara ultah bhayangkara, jadinya jalanan dari gaplek sampe ciputat di tutup.

alhasil, kita nyari waktu luang supaya ngga kena macet hari ini. wah, semalam capek juga. sampe kos jam 10 malam. langsung tidur. huaaahem. eh iya, ntar sore mau nonton finding nemo. di kalibata. lucu deh pastinya. :) dah lama ngga nonton. sholihahku alhamdulillah baik-baik aja. mau ke kampus? kasih laporan nih, tapi kayaknya ngga bisa. angkut mejanya bos juga kayaknya ngga jadi. gimana dong?

Irfan Toni H | 10:34 AM |


29.6.03  

mau ke dokter di puri cinere. hmm..atau ke taman puring aja ya? sebab, dokternya disana perempuan. tapi ngga tau juga sih, sebab katanya di pondok cabe macet banget sama depok. wadduh.

kemarin kita ke pameran rumah, dan pulangnya lihat contoh di bintaro. huaa...lumayan macet deh. sampe sana dah jam 15.30. lihat-lihat sebentar, terus pulangnya dari jombang naik angkot. hmm.

Irfan Toni H | 11:43 AM |